<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d6724476181307640573\x26blogName\x3dInfoGaya+Fashion\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://infogaya-fashion.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://infogaya-fashion.blogspot.com/\x26vt\x3d149459578150898663', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>

Senin, 28 Maret 2011

Tibute To Iwan Tirta ; Mengenang Karya Sang Maestro Batik

The Retrospective, kenangan abadi Bapak Batik Indonesia.

“Batik bukan lagi sekadar bahan busana yang biasa diolah sebagai attribute fashion dalam keseharian kita. Batik yang telah lama mendarah daging dalam keseharian bangsa Indonesia kini semakin dikenal tidak hanya sebagai budaya nasional tetapi juga warisan kekayaan leluhur bangsa yang tidak ternilai harganya.”



















Function Hall Plaza Indonesia, Jakarta - Perputaran roda fashion yang semakin cepat berganti dari waktu ke waktu nyatanya menyisakan cerita tersendiri bagi bahan-bahan dasar kain tradisional yang banyak ditemui di Indonesia. Tingginya permintaan akan mode terbaru yang menuntut inovasi tinggi dari para pekerja dunia mode di Indonesia kemudian menimbulkan banyak alternative pilihan bahan baku dalam dunia fashion, salah satunya adalah bahan baku dari kain-kain tradisional Indonesia. Tengok saja disepanjang tahun 2010 silam, deretan designer ternama seperti berlomba-lomba untuk menampilkan sebuah karya fashion berbahan dasar kain tradisional seperti tenun, batik, songket, dan kain-kain tradisional lainnya. Hal tersebut memang bukan termasuk hal baru bagi dunia fashion tanah air, karena sejak dulu pun penggunaan bahan-bahan tradisional telah ada, hanya kini semakin terasa perkembangannya terlebih setelah banyak designer muda yang menawarkan berbagai inovasi berani bagi desain rancangannya yang menggunakan bahan dasar kain tradisional.



















Adalah Iwan Tirta, sang Maestro Batik kenamaan yang pernah dimiliki Indonesia menjadi salah satu figure yang tidak bisa terlepas dari masa-masa keemasan kain-kain tradisional yang semakin terasa ini. Dengan puluhan bahkan ratusan kreasi batiknya yang tidak hanya dikenal luas kalangan pecinta mode dalam negeri, tetapi juga pecinta fashion dan pesohor Internasional, tak berlebihan memang bila ia disebut sebagai Bapak Batik Indonesia.



















Hari ini, hampir setahun berlalu sejak kepergiannya menghadap Sang Kuasa, nama Iwan Tirta tidak pernah beranjak dari benak semua orang yang pernah mengenalnya secara pribadi maupun mereka yang mengenalnya dalam bentuk karya fashionnya. Iwan Tirta Private Collection sebagai label resmi sang Maestro bekerjasama oleh Plaza Indonesia dalam rangka Plaza Indonesia Fashion Week, menghadirkan sebuah pagelaran busana guna mengenang karya-karya Iwan Tirta yang diberi tajuk, “The Retrospectibe a Tribute to IWAN TIRTA”.




















Salah satu hal menarik dari fashion show “The Rotrospective” adalah penampilan dari 5 model era 80an yang tampil diatas catwalk dan membawakan busana rancangan Iwan Tirta. Mini dress dengan motif Hokokai, motif yang muncul pada zaman penjajahan Jepang, dibawakan oleh Ria Jutiwa. Masih dalam motif Hokokai, kali ini dalam bentuk cropped jacket berbahan sutra satin dipadukan dengan rok tumpuk organza, dibawakan oleh Citra Nartomo. Berikutnya Sarita Thaib tampil dalam koleksi pribadi Iwan Tirta, two pieces bermotif Sawunggaling yang dipadukan teknik jumputan khas Palembang. Sebagai designer yang pernah bekerja sama dengan Iwan Tirta, Chossy latu menampilkan 2 koleksi coat batik organza yang pernah ia buat bersama sang maestro, motif Nitik yang kuno dan klasik dibawakan oleh Dhanny Dahlan mantan pragawati era 80an sekaligus kolektor batik yang dua koleksi turut ditampilkan dalam fashion show ini. Sementara itu, Nisye Yunus membawakan coat batik organza dengan motif Lokcan atau Phoenix sang pembawa keberuntungan menjadi sebuah penutup yang cantik pada fashion show “The Retrospective a Tribute to IWAN TIRTA”. (goodnightdina)

Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda