Up2Date “Retrospection” ; Peragaan Busana Teranyar Yang Menengok Tren Masa Lalu

Jakarta, Januari 2013 - Target Indonesia sebagai kiblat busana Muslim dunia kini terasa makin dekat. Beragam kreasi dan variasi busana Muslim tumbuh subur serta makin kaya dari hari ke hari. Busana Muslim bertransformasi melepas stereotype yang ada selama ini. Kaku, tidak modis, membosankan, pilihannya itu-itu saja kini memudar seiring banyaknya desainer dan produsen busana Muslim yang selalu berinovasi untuk menciptakan ragam varian busana Muslim. Hasilnya, busana Muslim menjadi salah satu pilihan gaya untuk dikenakan sehari-hari sepanjang tahun tanpa terlalu memerhatikan suasana atau kesempatan. Busana Muslim kini diterima layaknya busana non muslim, yang membedakannya pun hanya dua hal, Busana Muslim lebih tertutup dan santun.

Salah satu pionir penggerak perkembangan tren dalam busana Muslim ialah Up2Date. Didirikan pada tahun 2006 di Jakarta, merek busana Muslim siap pakai ini menunjukkan progres yang sangat mengesankan setiap tahunnya. Tren pemakaian bahan, dan penerapan gaya dalam busana Muslim di Indonesia kerap mengacu pada merek bentukan Irna Mutiara ini.

Rutin menyelenggarakan peragaan busana setiap tahunnya, Up2Date kembali memperkenalkan tren terbaru untuk tahun 2013 ini. Bertempat di Ballroom 2 Hotel Mulia Jakarta, pada Selasa(8/01) lalu Up2Date menghelat sebuah peragaan busana teranyarnya. Mengusung tema “Retrospection”, Up2Date melakukan interpretasi ulang terhadap gaya dari koleksi pada tahun 2005-2006 yang mengandung unsur mode era 1950-1960an yang tersublimasi menjadi sebuah gaya terkini.

Dalam 60 set busana yang dipersembahkan pada peragaan busana “Retrospection”, Up2Date menghadirkan koleksinya dalam siluet yang ringan, santai, nyaman, berjiwa muda, sekaligus berkarakter kuat. Keenampuluh set koleksinya tersebut kemudian dibagi menjadi empat sekuens dengan subtema berbeda.

“Ocean Motion” menjadi pembuka empat sekuens yang disajikan pada peragaan busana “Retrospection” milik Up2Date. Tren mode yang banyak mengeksplorasi gaya kelautan(nautical) yang populer di tahun 1950 dihadirkan kembali. Motif garis-garis ala bajak laut dan awak kapal diwujudkan dalam siluet ringkas. Jenis busana mulai dari blazer, celana, blus, tunik, gamis, dan jaket berpadu menarik dengan atasan yang mengadopsi model kerah berkelepak yang sangat kekinian. Tiga warna utama yang mendominasi era ini, yakni merah, putih, dan biru kemudian diberi sentuhan warna pasir gurun sehingga menjauhkan kesan monoton.

Kentalnya nuansa pedesaan serta tren motif kotak-kotak dan bunga-bunga yang sempat “in” di era 1950an hadir pada sekuens kedua, “Country Retreat”. Gaun berpotongan di pinggang, dipadu dengan rompi dari bahan denim berjumbai serta dilengkapi suspender dan sepatu bot sebetis selayaknya kegiatan perempuan di daerah pedesaan saat bekerja di ladang, berkebun, berternak, atau pun berkuda. Penggunaan warna tanah semisal coklat dalam berbagai jenisnya yang sangat mendominasi juga turut mengambil andil semakin kentalnya imej “farm’s girl” pada sekuens ini.

Sekuens tiga yang mengambil subtema “Femme Valiant” hadir dengan menampilkan koleksi busana berkarakter kuat dan tegas. Pesona sisi kuat dari seorang perempuan kemudian diinterpretasikan melalui rompi, jaket parka(jaket sepinggul dengan tutup kepala), jaket bomber(jaket pendek dikerut di pinggang dan pergelangan tangan), sepatu bot, aksen kancing ukuran besar yang memunculkan kesan tegas, tuxedo yang sedikit boyish namun tetap feminin dalam warna hijau tentara, krem dengan sentuhan warna merah.

Terinspirasi dari busana untuk pergi ke pesta yang populer di tahun 1960an, sekuens penutup, “Luxury Looks” menghadirkan pilihan busana Muslim yang ringkas dan sederhana namun tetap elegan serta glamor. Warna-warna yang terkesan mewah semisal emas, perak, dan hitam gemerlap menjadi komposisi apik pada set busana yang terdiri dari blazer, rok, blus, dan gamis.